Ekstrak Hari
Read Count : 117
Category : Poems
Sub Category : N/A
Menanti bunga jepoen terkulai pada bumi Sudah segini adanya diri menatapnya. Pada setiap gerak dan bentukan kelopaknya. Menikmati ayunannya, oleh angin yang menggerayanginya lembut. Warna kuning dan putih tak pernah berebut tempat untuk porsinya masing-masing, melemahkan mata yang enggan berpaling. Sejak kali pertama tertimpa cahaya, hingga cahayapun terhempas pada akhirnya, tak meredupkan apa-apa. Karena Jepoen ada bukan karena cahaya. Saat sekumpulanmu mulai rebah dan terkulai. Tidak untukmu, sebab kau tetap merekat pada batang dan pijakanmu. Menikmati hempasan dengan tulus, menerima terik dengan ikhlas, Dan menyambut deras dengan suka cita. Itu yang menuntunmu untuk tetap berada pada titik ini. Menghamburkan keindahan dengan ketegaran tanpa sesal. Menerpa kesegaran untuk bumi dan manusia. Aku hanya menanti bunga jepoen itu tiba pada bumi. Terkulai lemah berserah, sebab tugasnya telah purna. Lalu bergegas menujunya untuk memberi ruang keabadian yang tak terbatas. Untuk indah yang merasuk diseluruh aliran darahku. Untuk bunga jepoen dan keberadaannya, tibamu adalah awal menuju pembebasan atas justifikasi asumsi yang sempit dan memojokkan. Hedy Yudianto
Comments
- No Comments