Samira Read Count : 103

Category : Books-Non-Fiction

Sub Category : Travel

“ SAMIRA “



Sebenarnya saat ini aku tak begitu ingin duduk di kursi besi berkarat warna hitam ini  menemani Kastur yang sedang bermanja dengan koleksi reptile piaraanya, aku juga tak suka melihat kopi hitam yang biasa di minum Mulki saat pagi hari sambil dia belajar memahami tentang intuisi dalam kalimat-kalimat bahasa Inggris, akupun tak ingin membahas Irman yang asik dengan penelitiannya tentang kebudayaan pada masa dinasti abbasiyah katanya masyarakat pada dinasti tersebut terbagi menjadi tiga kaum yaitu kaum muslimin arab, kaum non arab atau mawali dan kaum zimmi dari buku yang di bacanya saat menceritakan ada beberapa golongan kaum muslim non-Arab yang memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pemerintahan Dinasti Abbasiyah mereka adalah keluarga Barmak, Dinasti Buwaihiyah, dan Dinasti Seljuk. Yang seiring perkembangan Islam di beberapa wilayah baru, wilayah-wilayah tersebut tidak hanya terislamkan, tetapi juga terarabkan. Beberapa wilayah yang terarabkan tersebut, di antaranya, adalah Mesir, Suriah, Palestina, Persia, Aljazair, dan Maroko. 

Menarik memang apa yang bicarakan Irman tentang penelitiannya namun saat ini yang ada dalam benakku adalah Samira gadis dari Negeri yang di limpahi keindahan alam dan kastil-kastil kuno yang masi terawat yaitu Skotlandia, kedatangan Samira ke Indonesia tidak untuk berlibur atau memiliki misi suci, melainkan sengaja untuk melihat jejak pendahulunya dari Negerinya yang ada kaitannya dengan Indonesia.

Salah satu jejak pendahulunya yang paling menarik bagi Samira adalah batu kutukan, batu prasasti dari Jawa yang saat ini terletak di puncak perbukitan Minto Craigs perbatasan Inggris dan Skotlandia tepat di sebelah utara sungai Tevoid, Batu Prasasti dari pulau Jawa tersebut ada kaitannya dengan sejarah pembuatan system persenjataan kerajaan di masa lalu, karna asal batu tersebut terletak di wilayah yang di huni komunitas ahli pembuat logam atau pandai besi, dalam prasasti di tulis dalam bahasa Jawa kuno yang berisi tentang peresmian Desa Sangguran menjadi tanah yang di cagarkan pada tahun 928 Masehi. Samira sangat ingin mengetahui tempat asal usul batu tersebut. Tentu ini akan menjadi sebuah perjalanan yang menarik bagiku karna sebagai anak negeri ternyata tidak banyak tau tentang peninggalan Nusantara yang sangat langka.

Comments

  • No Comments
Log Out?

Are you sure you want to log out?