Manusia (tidak) Bodoh #Part 1 Read Count : 77

Category : Books-Fiction

Sub Category : YoungAdult

"Aku adalah siapa aku. Apa inginku. Apa tujuanku. Dan kamu adalah siapa kamu. Bukan aku ataupun mereka."

Ketika ayahku mengatakan kalimat pendek itu, yang saat kuhitung hanya berdurasi beberapa detik saja, tiba-tiba pikiranku melayang pada beberapa tahun silam. 

Tentang dia dan kepeduliannya. Tentang dia dan keistimewaannya. Dan tentang dia dan semua cerita menakjubkannya. Mari sedikit kuceritakan. Semoga kau tidak akan bosan.

******

Saat itu adalah malam yang bahagia. Pesta ulang tahunku dirayakan dengan meriahnya. Ada Ibu, ayah, kerabat dekat keluargaku, teman-teman sekolahku, lalu si dia--si pengisi hatiku. Dia Anthony. 

Dentuman musik, lampu disko, bertumpuk-tumpuk kado, lilitan tangan hangat dipinggangku membuatku beberapa kali menggumamkan doa bahwa "semoga saja aku tidak bermimpi." Aku merapalkan kalimat itu berulang-ulang, karena sungguh, aku takut bila kebahagiaan yang kudapatkan malam itu akan dirampas dariku.

Anthony meniup pelan telingaku "Melamun kenapa?" tanyanya. Aku berkedip beberapa kali sembari mengulum senyum "Tidak melamunkan apa-apa." jawabku sekenanya. Degupan jantungku memompa liar di dalam sana. Anthony memang seperti ini, dia terlalu hebat untuk membuat jantungku menggila. 

"Kamu tidak bahagia? Kamu tidak suka pestanya?" tanyanya lagi. Alisnya yang hitam tebal bertaut. "Aku bahagia dan aku suka pestanya." kataku. Namun dia semakin menautkan alisnya mengejekku. "Kau berbohong." 

Aku menangkup wajahnya dengan kedua tanganku, menarik wajah tampan itu dan berbisik "Kamu tidak percaya padaku, heh? Kalau kamu tidak percaya padaku, lalu siapa lagi yang akan mempercayaiku?" Aku mengerucutkan bibirku berpura-pura sebal. Sedangkan dengan tiba-tiba ia menarik pinggangku dan mengecup bibirku cepat. Hanya sekilas namun memberi efek yang luar biasa. Tubuhku mendadak lemas, sedangkan dengan kurang ajarnya dia berkata dengan nada santai "Aku percaya padamu. Selalu percaya." 

Aku tersenyum lebar. Ada ribuan kupu-kupu yang serasa menggelitik perutku. Geli, namun aku menyukainya. Kemudian dia mendekatkan wajahnya lagi sembari berbisik "Segelas wine?" Aku menjawabnya dengan membalas mengecup bibir sensualnya sekilas. "Kuanggap itu sebagai jawaban iya." ucapnya sebelum berbalik dan pergi. Aku hanya tersenyum lebar meski hati berdebar tak karuan.

********

Comments

  • No Comments
Log Out?

Are you sure you want to log out?